
Jumlah korban tewas yang terkait dengan aliran sesat hari kiamat di Kenya yang pemimpinnya mengatakan kelaparan akan membawa kepada Yesus telah melampaui 400 orang, kata pihak berwenang pada hari Senin.
Jumlah total kematian sekarang menjadi 403 dengan penggalian 12 mayat lainnyamenurut Komisaris Wilayah Pesisir Rhoda Onyancha, yang mengatakan 95 orang berhasil diselamatkan.
Pastor Paul Nthenge Mackenzie, pendiri dan pemimpin Good News International Ministries, dituduh memerintahkan para pengikutnya untuk kelaparan agar mereka bisa “bertemu Yesus”.
Mackenzie, yang ditangkap pada 14 April, membantah tuduhan tersebut. Ia kini ditahan polisi bersama 36 tersangka lainnya, termasuk istri ketiganya, Rhoda Mumbua Maweu. Mereka belum dikenakan tuntutan resmi.
Pada awal April, polisi di Kenya mulai menyelidiki komunitas keagamaan kecil di Hutan Shakahola di distrik pesisir Kilifi menyusul informasi dari seorang pria yang istri dan putrinya telah meninggalkan Nairobi untuk bergabung dengan aliran sesat tersebut.
Pihak berwenang awalnya menemukan 39 mayat terkubur di kuburan dangkal di dalam lahan seluas 800 hektar. Pada akhir bulan, jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari 70 orang. Pada akhir Juni, pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas lebih dari 300 orang, dan 19 mayat lainnya ditemukan.
Sebagian besar korban meninggal karena kelaparan, menurut pemeriksa medis. Namun, beberapa orang juga meninggal setelah dicekik, dicekik, dan dipukuli.
Pejabat Palang Merah Kenya yakin setidaknya 613 jamaah dilaporkan hilang.

Tersangka pemimpin aliran sesat pindah ke Hutan Shakahola setelah gerejanya ditutup pada tahun 2019. Dia sebelumnya diselidiki oleh polisi dan didakwa atas kematian dua anak di bekas gerejanya pada tahun 2017, tetapi dia dibebaskan dengan jaminan.
Presiden Kenya William Ruto mengatakan dalam pidatonya di bulan April bahwa Mackenzie “berpura-pura dan menyamar sebagai seorang pendeta padahal sebenarnya dia adalah penjahat yang kejam.”
Ruto membandingkan insiden tersebut dengan “terorisme” dan berjanji akan menindak “mereka yang menggunakan agama untuk mempromosikan tindakan keji mereka”.
Dengan Layanan Kawat Berita